INFILTRASI
Infiltasi merupakan gerakan air dari permukaan tanah
yang tidak kedap air masuk kedalam tanah karena adanya gravitasi dan gaya
kapiler tanah (Seyhan, 1990). Pengukuran
infiltrasi adalah salah satu cara pendekatan untuk mengetahui besaran laju
infiltrasi akhir atau kapasitas peresapan yang dilakukan secara langsung di
lapangan. Infiltrasi ini sangat bergantung pada struktur dan tekstur tanah
maupun batuan, distribusi rongga, dan suplai air yang cukup. Besarnya laju
infiltrasi ini berguna untuk menafsirkan zona resapan dan berhubungan dengan
kapasitas air bawah permukaan.
Faktor tanah pelapukan suatu litologi dan morfologi
yang erat kaitannya dengan kemiringan lereng menjadi fokus utama. Tanah
pelapukan suatu litologi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu pasiran,
lempungan, dan lanauan, faktor seperti keseragaman butir, porositas, dan
permeabilitas tanah pelapukan sangat penting dalam menghasilkan nilai laju
infiltrasi.
|
Pada penelitian
ini alat yang digunakan dalam pengukuran infiltrasi bernama infiltrometer. Terdapat
berbagai jenis alat infiltrometer diantaranya, single-ring infiltrometer, double-ring infiltrometer, ponded
infiltrometer, dan tension
infiltrometer. Pada penelitian ini penulis menggunakan single-ring infiltrometer. Infiltrometer
yang digunakan pada penelitian ini terbuat dari pipa paralon dengan panjang 30
cm dan diameter 10 cm (Gambar V.1).
Metode pengujian infiltrasi dilakukan dengan cara
memasukkan infiltrometer kedalam tanah sedalam 10 cm yang telah dihilangkan
vegetasi pada bagian atasnya. Kemudian dimasukkan air kedalam infiltrometer
sedalam 20 cm dan selanjutnya proses pengamatannya adalah falling head, yaitu dengan mencatat setiap perubahan atau penurunan
muka air dalam pipa tersebut pada selang waktu tertentu hingga mencapai keadaan
konstan atau dikenal dengan laju infiltrasi akhir (Gambar V.2).
Metode perhitungan infiltrasi dapat dilakukan dengan
memasukkan air ke dalam Single-ring
infiltrometer. setinggi 20 cm kemudian air yang meresap ke dalam permukaan
tanah diukur dan dinyatakan dalam nilai laju infiltrasi yang diperoleh kemudian
diplot kedalam kurva infiltrasi, dan kurva tersebut didapat persamaan laju
infitrasi. Hasil akhir didapat laju infiltrasi akhir yang merupakan rata-rata
dari hasil pengukuran dan laju infiltrasi perhitungan.
Persamaan yang umum digunakan untuk menghitung
infitrasi berdasarkan Kostiakov (1931) dalam Abidin (1998), dengan persamaan
sebagai berikut:
Keterangan:f = laju infitrasi (cm/menit) a,n = konstanta
t = waktu (menit)
Konstanta
a dan n pada persamaan 1 dievaluasi dari infiltrasi kumulatif untuk waktu yang
ditentukan. Bentuk integral infitrasi kumulatif ini persamaannya adalah:
F = laju infiltrasi kumulatif.
Dari persamaan 2 maka laju infiltrasi akhir (fc) didapat dengan mengevaluasi data
hasil pengukuran infiltrasi kumulatif melalui bantuan piranti perangkat lunak Microsoft Excel pada komputer dengan
bentuk persamaan logaritmanya adalah:
Dari persamaan tersebut didapat grafik hubungan laju
infiltrasi terhadap fungsi waktu dapat dilihat pada grafik dibawah (Gambar V.3).
Laju infiltrasi terhadap fungsi waktu menggambarkan nilai infiltrasi yang
semakin konstan terhadap fungsi waktu.
Martinez (2017) membuat klasifikasi untuk nilai laju
infiltrasi pada tanah pelapukan batuan yang dapat dilihat pada gambar dibawah (Gambar
V.4).
Gambar V.4 Klasifikasi laju infiltrasi pada tanah pelapukan
(Martinez, 2017).
LAJU INFILTRASI DAN POLA ALIRAN AIRTANAH PADA ZONA PELAPUKAN SATUAN
AKUIFER
Untuk mengetahui permeabilitas tanah pelapukan
dilakukan pengukuran laju infiltrasi pada 10 lokasi berbeda di daerah
penelitian (Lampiran A-5) dimana masing masing satuan akuifer dilakukan pada 5
lokasi dengan mempertimbangkan faktor tanah pelapukan dan kemiringan lereng
yang sama. Proses pengolahan data dilakukan dengan pengeplotan data hasil
pengukuran dalam tabel pengukuran dan dibuat dalam bentuk grafik berdasarkan
laju infiltrasi pengukuran (cm/menit) dan fungsi waktu (menit).
Data pengukuran laju
infiltrasi yang diperoleh akan menghasilkan grafik dengan suatu persamaan (Lampiran
F). Dari persamaan tersebut dihitung laju infiltrasi berdasarkan perhitungan
dan ditentukan nilai rata rata untuk laju infiltrasi berdasarkan perhitungan. Untuk mendapatkan nilai laju infiltrasi akhir maka
nilai rata rata hasil pengukuran laju infiltrasi ditambah dengan nilai rata
rata hasil perhitungan laju infiltrasi dan dibagi dua.
Nilai laju infiltrasi rata rata pada tanah pelapukan Satuan
Akuifer Batupasir-Batugamping sebesar 0,1983 cm/menit atau termasuk dalam klasifikasi
Moderate Fast sehingga tanah pelapukan satuan ini dapat dinyatakan
sebagai akuifer tak tertekan. Salah satu tabel dan grafiknya dapat dilihat pada
data dibawah (Tabel V.2).
Tabel V.2 Data pengukuran laju
infiltrasi (B-01) pada tanah pelapukan Satuan Akuifer Batupasir-Batugamping
Terlipat
Satuan Akuifer Batupasir-Batugamping
Terlipat
|
kemiringan lereng +/- 100
|
Kode lokasi: B-01
|
|||
Seri
Pengukuran
|
Waktu (menit)
|
Tinggi Permukaan Air Pada Tabung (cm)
|
Penurunan Permukaan Air (cm)
|
Laju Infiltrasi
|
|
Pengukuran Laju Infiltrasi (cm/menit)
|
Perhitungan
Laju Infiltrasi (cm/menit)
|
||||
1
|
0
|
20
|
|||
2
|
1
|
18,5
|
1,5
|
1,500
|
0,920
|
3
|
2
|
18
|
0,5
|
0,250
|
0,298
|
4
|
3
|
17,5
|
0,5
|
0,167
|
0,154
|
5
|
4
|
17,2
|
0,3
|
0,075
|
0,096
|
6
|
5
|
17
|
0,2
|
0,040
|
0,067
|
7
|
6
|
16,7
|
0,3
|
0,050
|
0,050
|
8
|
7
|
16,5
|
0,2
|
0,029
|
0,038
|
9
|
8
|
16,3
|
0,2
|
0,025
|
0,031
|
10
|
9
|
16
|
0,3
|
0,033
|
0,025
|
11
|
10
|
15,7
|
0,3
|
0,030
|
0,021
|
12
|
11
|
15,5
|
0,2
|
0,018
|
0,018
|
13
|
12
|
15,3
|
0,2
|
0,017
|
0,016
|
14
|
13
|
15,1
|
0,2
|
0,015
|
0,014
|
15
|
14
|
14,9
|
0,2
|
0,014
|
0,012
|
16
|
15
|
14,8
|
0,1
|
0,007
|
0,011
|
17
|
16
|
14,6
|
0,2
|
0,013
|
0,010
|
18
|
17
|
14,4
|
0,2
|
0,012
|
0,009
|
19
|
18
|
14,2
|
0,2
|
0,011
|
0,008
|
20
|
19
|
14
|
0,2
|
0,011
|
0,007
|
21
|
20
|
13,9
|
0,1
|
0,005
|
0,007
|
Rata rata
|
0,116
|
0,091
|
|||
Nilai infiltrasi akhir
|
0,1036
|
Berdasarkan data pengukuran infiltrasi didapatkan salah satu persamaan laju infiltrasi (B-01) untuk tanah pelapukan Satuan Akuifer Batupasir-Batugamping terlipat adalah y= 0,9207x-1,625 (Gambar V.8). Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan nilai perhitungan laju infiltrasi (Tabel V.2).
Komentar
Posting Komentar