Pola Aliran Air tanah
Pola Aliran Airtanah (Groundwater Flow
Patterns)
Menurut hukum Darcy (1856), air akan mengalir dari
potensi hidraulik (hydraulic head) tinggi ke rendah, dan hydraulic
head akan memiliki nilai yang sama dengan elevasi muka airtanah (elevation
head) pada muka airtanah (Darcy’s Law, 1856 dalam Freeze dan Cherry,
1979). Pada daerah penelitian ditemukan beberapa mata air berjenis depresi yang
mana ketinggian mata airnya mencerminkan ketinggian muka airtanah. Oleh karena
itu airtanah mengalir dari muka airtanah tinggi menuju ke muka airtanah rendah,
dan ketinggian muka airtanah di daerah penelitian dapat diketahui berdasarkan
kemunculan mata air dan kedalaman air pada sumur gali.
Pembuatan peta muka airtanah pada sistem akuifer bebas
di daerah penelitian di kontrol oleh topografi dan kemiringan. Pembuatan garis
ekipotensial atau kontur ketinggian muka airtanah dilakukan dengan
menghubungkan ketinggian muka airtanah pada suatu lokasi dengan lokasi lainnya.
Aliran airtanah mengikuti asumsi air laminar, akuifer bersifat homogen,
isotropik, dan berlakunya Hukum Darcy (Fetter, 2001). Oleh karena itu air
selalu mengalir ke titik dengan selisih elevasi terbesar, maka garis aliran
airtanah akan tegak lurus dengan garis ekipotensial, mengalir kearah yang lebih
rendah.
Berdasarkan peta muka airtanah yang dibuat dari
elevasi muka airtanah pada mata air dan sumur gali (Tabel V.4) yang
diasumsikan homogen pada daerah penelitian (Lampiran A-6) dapat ditentukan arah
aliran airtanah didaerah penelitian. Arah aliran airtanah umumnya mengarah dari
barat laut menuju tenggara dan selatan serta beberapa arah aliran menuju
sungai. Pola aliran airtanah pada daerah penelitian umumnya konsentrik mengikuti
pola kontur topografi, dimana topografi lebih tinggi pada bagian barat laut dan
merendah pada daerah selatan dan tenggara dengan nilai gradien hidroliknya
sebesar 0,117 m/L.
Relasi hidrodinamika
antara aliran air di dalam akuifer tanah pelapukan dengan air pada sungai
adalah effluent, yaitu sungai
dengan muka airtanah lebih tinggi dibandingkan muka air sungai, sehingga
airtanah yang berasal dari aliran dasar (base flow) pada akuifer
berpotensi mengalir dan mengisi air sungai, (Gambar V.10).
Komentar
Posting Komentar