Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

KESTABILAN LERENG

Gambar
Kestabilan Lereng Lereng merupakan suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horizontal dan tidak terlindungi (Das, 1985 dalam http://e-journal.uajy.ac.id/62/3/2TS11926.pdf). Lereng secara umum terbagi menjadi dua jenis lereng tanah, yaitu lereng alami dan lereng buatan. Lereng alami terbentuk secara alamiah dan umumnya berada di daerah perbukitan, sedangkan lereng buatan merupakan lereng buatan manusia yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti tanggul sungai, bendungan tanah, dan sebagainya. Lereng secara alami memiliki kekuatan geser tanah dan akar tumbuhan yang berguna sebagai gaya penahan. Apabila gaya penahan ini lebih kecil dari gaya pendorong yang diterima lereng, maka akan timbul keruntuhan lereng atau longsoran. Longsoran atau landslide adalah luncuran atau gelinciran ( sliding ) atau jatuhan ( falling ) dari massa batuan/tanah atau campuran keduangan (Sharpe, 1938 dalam http://e-journal.uajy.ac.id/62/3/2TS11926.pdf

SCHMIDT HAMMER TEST

Gambar
Tujuan : —   Untuk mengetahui kualitas kekuatan ( hardness ) —   Untuk memberikan indikator kekuatan ( strength ) —   Pada struktur yang telah ada, dapat digunakan untuk melakukan pendugaan keseragaman dari material batuan Prosedur kerja: —   Mempersiapkan sampel yang akan diukur sejumlah 5 sampel batuan dengan bentuk reguler. Pastikan terdapat permukaan yang halus pada masing-masing sampel batuan minimal seluas lingkaran ujung alat ukur. —   Lakukan test dengan schmidth hammer untuk setiap sampel masing-masing sebanyak 20 kali. Dalam Schmidt Hammer Test , dilakukan percobaan menggunakan Palu Schmidt . Adapun bahan material yang digunkaan adalah dinding beton yang diasumsikan memiliki berat jenis 26 kN/m 3 . Setelah dilakukan 20 kali percobaan dicari nilai rata-rata dan didapatkan hasil pembacaan rata-rata pada padlu Schmidt 53.6. SCHMIDT HAMMER N   32 61 41 61 50

INFILTRASI

Gambar
Infiltasi merupakan gerakan air dari permukaan tanah yang tidak kedap air masuk kedalam tanah karena adanya gravitasi dan gaya kapiler tanah (Seyhan, 1990).   Pengukuran infiltrasi adalah salah satu cara pendekatan untuk mengetahui besaran laju infiltrasi akhir atau kapasitas peresapan yang dilakukan secara langsung di lapangan. Infiltrasi ini sangat bergantung pada struktur dan tekstur tanah maupun batuan, distribusi rongga, dan suplai air yang cukup. Besarnya laju infiltrasi ini berguna untuk menafsirkan zona resapan dan berhubungan dengan kapasitas air bawah permukaan.  Faktor tanah pelapukan suatu litologi dan morfologi yang erat kaitannya dengan kemiringan lereng menjadi fokus utama. Tanah pelapukan suatu litologi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu pasiran, lempungan, dan lanauan, faktor seperti keseragaman butir, porositas, dan permeabilitas tanah pelapukan sangat penting dalam menghasilkan nilai laju infiltrasi. 10 cm   P